Kamis, 29 April 2021

Sok Swit

Hari ini, adalah hari ke 17 puasa tahun 2021. Saat menulis ini, saya sedang duduk berada di pinggiran toko swalayan. Yapp, tahun ini aku sudah kerja, sebagai petugas bank keliling. Maklum, kalau sekarang lagi duduk duduk di depan toko. Kayaknya aku bakal meninggalkan jejak disini, barangkali cerita yang aku alami terkadang lupa dan bahkan terkikis ingatan. 

Malam tanggal 9 April 2021, waktu itu saya sedang marahan sama pacarku, bukan saya yang cari perkara, tapi beliao, huhhh. Kami memutuskan untuk bertemu. Jelas, masih dalam posisi marahan, Sepanjang perjalanan saya diam aja. Kami cuma mampir makan malam aja, habis itu pulang, karena mood sedang tidak baik, saya langsung ngajakin pulang aja.
Dijalan tentu saya masih diam aja, perangnya perang dingin sedingin es batu di friser daging. 

Okei kita mulai cerita intinya...
Saat itu kami naik sepeda, Xeon biru kecintaanku. Akhirnya beliow membuka suara, Jujur posisi saat itu saya emosi tingkat tinggi pokoknya mau cepet-cepet sampek rumah aja. Tiba-tiba dia bilang “Iyo tang, Aku salah, Aku ngerti kowe nesu dan anyel karo aku” yang jika di bahasa indonesiakan “Iya tang, aku salah, aku tau km marah dan emosi sama aku”. Dia selalu panggil saya TANG, ya, karena namaku LINTANG. Okey, saya masih Iya Iya aja karena belum sepenuhnya lega. Dia masih menjelaskan panjang lebar, dan disaat tak terduga datang, beliow keluarin coklat silver queen dari dalam tasnya, posisi masih berkendara di atas motor. Jujur saya kaget dan nggak nyangka, beliow bukan tipe tipe orang seperti ini, dan hal yang ingin saya tinggalkan di cerita ini adalah, beliau masih memegang tangan kiriku dimana tanganku masih memegang cokelat pemberiannya. Ya, dia meraih kedepan dan mencium tanganku, sungguh bagaimana aku tidak luluh? Apalagi perkataannya yang membuatku tidak ingin melupakan ucapannya malam itu. 

“Maaf ya Tang, Ora tak baleni meneh. Aku sayang banget karo kowe”
“Maaf ya Tang, nggak tak ulangin lagi, aku sayang banget sama kamu” itu katanya. 

Sungguh, perasaanku campur aduk malam itu, antara kasihan, lucu dan yaaaa sangat menggelikan. Mungkin ada yang bertanya-tanya masalahnya apa? Haduuuh, jelas ini perkara sepele sekali, sudahlah yang penting kami selalu baik-baik saja. Beliow juga tipe orang yang jika ada masalah, selalu ingin cepat menyelesaikan dan kembali damai. Mungkin aku bisa menyimpan ceritanya disini, barangkali secuil kisah ini terkikis dari ingatanku, aku ingin selalu ingat perbuatan manisnya malam itu. 
Sekian. 

Minggu, 04 April 2021

Bingung

Ya Tuhan, kenapa saya bisa seserius ini sama seseorang?
Beliau nanya mulu, kenapa saya bisa punya perasaan yang seperti ini, Saya bingung gak punya jawaban. 
Ini kemauanku sendiri, atau rasa pemberianmu, Tuhan?
Selalu kalimat itu yg ada dalam hatiku. 
-HR-

Selasa, 22 Desember 2020

Semeleh

Adakah rasa yang lebih membahagiakan seperti ketika dua orang sudah semeleh dengan hati dan pikirannya. Mencoba untuk saling menerima, dan berhenti mencari yang lebih. 

Sabtu, 19 September 2020

Bagaimana percaya?

Terlalu manis sebuah perkataan yang diucapkan oleh mulut laki-laki. Hingga aku ikut didalam kisah sedihnya. Tanpa anda tau bagaimana kelanjutannya. Shit!! Jangan percaya lagi pada omongan mereka!! Telah aku temui banyak cerita. Akulah sang saksi. 

Selasa, 19 November 2019

Lulu dan Jend Sudah Dewasa


Wahhhh.....tidak terasa kita sudah menginjak akhir tahun 2019 saja. Tulisan pertama di tahun 2019 yang penuh lika-liku ini. Saya akan memulainya dengan cerita manis tentang gadis yang bernama Lulu dan seorang laki-laki bernama Jend. Sebenarnya jauh jauh pada tahun-tahun kegelapan saya sering sekali menulis tentang Jend, hingga saya terlalu sering ngepost tentang dia hingga akhirnya saya muak sendiri -_- dan saya menghapus semua cerita yang berbau tentang Jend.

Singkatnya, ada seseorang yang menulis tentang awal pertemuan si Lulu dan Jend di salah satu blognya, dirilis sekitar tahun 2011an. Itulah awal bagi mereka hingga terbangun hubungan yang sangat dewasa dan menggairahkan #halah.

Awalnya, Lulu dan Jend adalah dua insan remaja yang masih duduk dibangku sekolah, lulu yang masih anak SMP ditingkat akhir sedangkan Jend adalah anak SMA tingkat akhir yang sedang berjuang meraih cita-citanya. Jend adalah seorang bocah yang sangat optimis, percaya diri dan ambisius. Apa yang dia cita-citakan, dia akan mengejar sesuatu itu sampai dapat. Mimpinya hanya satu waktu itu, dia harus masuk sekolah pelayaran, yang maaf saya tidak akan menyebutkan nama Perguruan Tinggi-nya.

Saya akui, Usahanya demi meraih mimpinya sangat sepadan dengan hasil yang dia peroleh saat ini. Saya ingat betul, dia setiap hari lari-lari, renang, dan melakukan sederet olahraga lainnya yang akan di ujikan, bukan hanya fisiknya saja, dalam hal ibadahnya jangan diragukan lagi, ketika malam hari kita terlelap, jangan tanya Jend sedang apa, jelas saya tidak akan menulis detailnya lagi.

Hingga akhirnya, Jend berhasil masuk sekolah pelayaran sampai lulus dan kini dia sudah bekerja, di luar negri. Ya, hubungan kami memang hanya sebatas kakak-adik saja, waktu jend masih pendidikan, dia sempat beberapa kali menghubungiku, hanya sekedar memberi kabar dan ngeciwis kesana kemari. Harusnya kalian paham, bagaimana kisah cinta seorang laki-laki yang berseragam ? Tentu Jend tidak jauh dari cinta dan wanita. Yup, dia juga bercerita dengan siapa saja dia berkenalan, menceritakan bagaimana wanitanya, bagaimana dia mencampakkan semua wanitanya HAHAHA.

Pada suatu bulan di akhir tahun 2018, dia datang kerumah dengan rapinya, berjalan menghampiri aku, ibuku dan kakakku yang sedang diteras samping rumahku membawa beberapa bungkusan cokelat yang banyak tanpa dibalut plastik,itu oleh-oleh darinya sehabis pulang dari luar negeri. Dengan santainya dia meminta ijin ibu untuk keluar bersamaku. Singkatnya sampailah kami di coffeshop dekat kaki gunung. Ya, kami sampai di puncak. Itu adalah pertemuan pertama kami setelah sekian lama kami berpisah.Saya masih ingat suasana malam itu, dingin dan sangat haru. Saya hampir menangis, ingat! hampir! Kami duduk saling bertatapan muka, saya pandang wajahnya, dia hanya tersenyum, saya yang hampir menangis ini mengingat kembali bagaimana kita bisa mempertahankan hubungan yang sangat complicated ini. Dulunya kami adalah dua anak remaja yang masih punya ego yang besar, saya yang masih di tingkat Sekolah Menengah Pertama, sedangkan dia adalah seorang remaja laki-laki yang sedang mengejar mimpinya sehabis lulus SMA. Dan kini, kita adalah dua insan yang sudah dewasa, betul, kami bukan remaja lagi.

Singkatnya, pada suatu malam kami kembali lagi untuk sekedar ngobrol dan ngomong ngalor ngidul, lagi lagi kami memilih perjalanan ke timur mendekati kaki gunung lagi, di perjalanan kembali ke rumah, entah bagaimana awalnya saya juga agak tidak terlalu ingat, Di dalam mobil Jend menanyakan “Ah masak kamu gada perasaan sedikitpun” jelas itu pertanyaan jebakan, lahhhh aku dengan ekspresi yang embuh membalas “OPO SEEEH” lagi-lagi dia menjawab “Coba kita pegangan tangan, biar tau rasanya, kek gimana kita” ini sudah saya ringkas ya sebenernya, karna dia ngomong pakai bahasa jawa kadang indonesia. Dia sudah menjulurkan tangan kirinya, saya yang masih bingung antara beneran mau menggenggam tangannya apa gimana, akhirnya yaudah dengan malu-malu saya ikutin aja game nya dia, WHAT THE HELLLLLL....itu pertama kali cuyy,sejak sejak sejak kita masih ingusan baru pertama kali ini, gak sampek 10 detik kita berdua ketawa semua HA HA HA HA. GILA YA KELYAN.
Dia hanya punya waktu 3 bulan di Indonesia, sebelum dia kembali pada kehidupannya.
3 bulan adalah 90 hari, hanya 90 hari waktunya, apalagi yang dicari? Bersenang-senang, menghambur-hamburkan uang, begitulah kehidupannya disini. Jangan kaget, seleranya sangat ndeso sekali, daripada makanan western, Jend lebih suka makan pecel, botok, mendoan, tahu dan tempe.

Dalam kehidupan pribadi, Kami memang punya cerita asmara sendiri-sendiri, Jend yang sekarang sudah punya pacar untuk diseriusi. Sementara Lulu?  Sibuk mencari kerikil dipinggir jalan alias Lulu ra nggenah banget huhu. Yak, dalam suatu momen, akhirnya Jend bilang bahwa didunia ini apalagi yang mau dia cari, wanita yang sholehah yang akan mendampinginya kelak. Saya pikir, mungkin pacar Jend yang sekarang, yang akhirnya akan menjadi tulang rusuknya.

Dan baru kemaren dia mengirimkan pesan lewat whatsapp, mau pulang lagi, Desember 2019 katanya. Saya cuma berharap bahwa kisah Lulu dan Jend ini jangan sampai berakhir. Jend bilang...

 “Lintang dan Fajar tidak mungkin bisa bersatu, Mereka melengkapi”.